Langsung ke konten utama

KONDISI SANITASI DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL ANDA



ANALISIS SINGKAT TERHADAP KONDISI SANITASI DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL ANDA


1.      Sistem Pengadaan Air
            Tersedianya  sumber air bersih untuk masyarakat. Rata - rata masyarakat menggunakan PAM dan hanya sebagian saja yang menggunakan sumur. Sarana penyediaan air bersih tersebut menghasilkan air secara cukup sepanjang waktu untuk memenuhi kapasitas minimal 60 liter per orang setiap hari. Untuk mengatasi keadaaan yang tidaak diinginkan seperti kemarau dan air PAM yang tidak lancar maka masyarakat menampung air sehingga masih terpenuhinya kebutuhan air masyarakat. Sumber air yang dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan dampaak buruk terhadap masyarakat.

2.      Fasilitas /  Sarana Prasarana
Tersedia taman bermain untuk anak juga sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan. Tersedia juga beberapa tempat ibadah yang terkelola dengan baik sehingga memudahkan masyaraakat untuk memilih tempat terdekat dengan rumahnya. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit namun drainase tidak ditup sehingga menggangu estetika dan menimbulkan bau. Di daerah ini terdapat memiliki sarana jalan lingkungan dengan konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan namun terdapat jalan jalan yang menanjak sesuai bentuk wilayah yang berbukit.
Di daerah ini memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti kesehatan (PUSKESMAS), komunikasi, sarana olahraga, tempat pendidikan (PAUD), dan lain sebagainya.

3.      Sistem Pembuangan limbah rumah tangga
Sistem pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang terbuka. Pengelolaan pembuangan limbah rumah tangga ini seharusnya pada selokan yang tetutu agar tidak menjadi tempat perindukan vektor. Limbah cair yang berasal rumah tangga seharusnya tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah namun pada situasi saat ini kurangnya pengetahuan masyarakat menyebabkan limbah cair tersebut dibuang sembarangan.
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga dibuang setiap hari di TPS terdekat. Pengelolaan ini sepertinya sudah benar namun pada TPS nya tidak terkelola dengan baik.Smpah dibiarkan berhari-hari baru diangkut. Sampah sampah dibiarkan menumpuk dan berserakan sehingga mencemari permukaan tanah dan air tanah, menimbulkan bau yang tidak sedap, estetikanya kurang.

4.      Sistem pembuangan tinja
Pengelolaan pembuangan kotoran manusia seluruh masyarakat menggunakan septik tank domestik. Bagi masyarakat yang memiliki sumur Letak Septik tank dan sumur jaraknya  ± 10 m. Ini sudah memenuhi persyaratan mengenai jarak sumur dan septik tank.

5.      Tidak overcrowded
Kepadaatan hunian tidak overcrowded, lahan masih bisa ditanam dengan tumbuh-tumbuhan sehingga tidak menimbulkaan sesak dilingkungan tersebut.

6.      Ventilasi
Disetiap rumah terdapat ventilasi yang berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Rumah rumah masyarakat tersebut telah memenuhi standard karena memiliki ventilasi disetiap ruangan. Dan bagi yang memiliki ventilaasi permanen sudah mencukupi persyaratan yaitu luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

7.      Pencahayaan
Pencahayaan disetiap rumah  baik dan memenuhi standar yaitu  pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.

8.      Kebisingan
Didaerah ini kebisingan standar yaitu antara 45 sd 55 dBA dan tidak lebih dari itu.

9.      Kekuatan Bangunan
Seluruh masyarakat mempunyai rumah dengan dinding tembok sehingga terlihat kokoh. Karena mempunyai dinding tembok makan kekuatan bangunan lebih dari 10 tahun

10.  Letak rumah
                        Daerah rumah masyarakat tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor, dan sebagainya.walaupun terdapat beberapa rumah yang diatas bukit namun jauh dari potensi banjir. Daerah ini merupakan daerah yang cocok untuk dibuat pemukiman karena tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan dan juga tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah pengendalian vektor

MAKALAH “KONSEP DAN METODE PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU ” Diajukan sebagai salah satu Syarat mengikuti Pelajaran Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu-B”   POLTEKKES KEMENKES Tanjung Pinang   Di Susun Oleh: KELAS II.B KESLING Apriliasari Ekasaputri Kementrian Kesehatan Republik Indonesia POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2014 KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis ucapkan   puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah   maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DAN METODE PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU ” ini dengan semaksimal mungkin.       Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada: 1.       Bapak drh.Iwan Berri Prima 2.       Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya demi menyelesaik...

MAKALAH "Nyamuk Anopheles"

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Malaria adalah salah satu penyakit yang mempunyai penyebaran luas. Sampai saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Malaria sebagai salah satu penyakit infeksi disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium, yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Anopheles betina (Depkes RI, 2001). Penyakit ini tersebar luas di berbagai daerah, dengan derajat infeksi yang bervariasi. Di beberapa daerah yang telah belasan tahun tidak ada kasus malaria, tiba-tiba menjadi endemis kembali. Bahkan di Pulau Bintan, Aceh dan Kabupaten Jayawijaya di Papua sempat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memerlukan penanganan serius dari lintas sektor. Hal ini berkaitan dengan terjadinya perubahan lingkungan yang memudahkan perkembangan nyamuk vektor malaria . Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kira-kira 2000 spesies, sedangkan yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies...

Makalah makanan kadaluarsa

MAKALAH DAMPAK MAKANAN KADALUARSA Diajukan sebagai salah satu Syarat mengikuti Pelajaran Penyehatan Makanan Minuman - B   POLTEKKES KEMENKES Tanjung Pinang Di Susun Oleh: II B KESLING APRILIASARI EKASAPUTRI NIM.P07233312 220 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2014 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ucapkan   puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah   maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Makanan Kadaluarsa bagi kesehatan” ini dengan semaksimal mungkin. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada: 1.       Bapak Indra Pradita,S.SiT 2.       Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya demi menyelesaikan tugas ini. Kami sadar bahwa tugas ini masih jauh se...