Langsung ke konten utama

Tugas ADM ke Pabrik Arang



PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Kegiatan manusia dalam menghasilkan produk dan jasa, seperti kegiatan industri, rumah tangga, pasar, pertanian, perkebunan, perikanan dan lain-lain menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan. Alternatif untuk mencegah kerusakan lingkungan adalah dilakukan penerapan produksi bersih seperti good house keeping, perubahan material input, perubahan produk, perubahan teknologis, perubahan produk dan on-site reuse. Keuntungan dari penerapan produksi bersih adalah dapat mengurangi biaya produksi, mengurangi limbah yang dihasilkan, meningkatkan produktivitas, mengurangi konsumsi energi, meminimisasi masalah pembuangan limbah dan memperbaiki nilai produk samping.
Setiap industri harus memiliki manajemen lingkungan. Salah satu industri yang dijadikan sebagai contoh dalam manajemen lingkungan yang sudah diterapkan atau belum diterapkan adalah industri pembuatan arang dari batok kelapa. Seiring dengan meningkatnya produksi arang yang menggunakan bahan dasar batok kelapa, dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran udara karena adanya penguraian senyawa-senyawa kimia dari batok kelapa pada proses pembakaran. Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara pirolisis. Pirolisis adalah pembakaran dengan sedikit udara atau tanpa udara terhadap bahan baku, sehingga akan diperoleh rendemen berupa asap cair yang dapat digunakan sebagai biopreservatif baru pengganti preservatif kimia.
Berdasarkan informasi tersebut, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hasil pengolahan limbah yang terbentuk dari pembuatan arang yang berasal dari batok kelapa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui upaya penerapan produksi bersih di industri untuk melakukan minimisasi dan memanfaatkan limbah yang terbentuk.
2.Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui manajemen lingkungan yang dilakukan di pabrik arang.

PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan yang kami amati dalam penyelesaian tugas manajemen ini adalah pabrik arang batok, Desa Dompak, Kelurahan Dompak,  Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang. Pabrik ini dikelola oleh Bapak Syarifuddin dan mulai beroperasi sekitar tahun 2002, namun pada tahun 2012 pindah ketempat yang sekarang. Total luas pabrik adalah 700 m2, dengan rincian 36 m2 untuk bangunan dan 664 m2 untuk halaman. Waktu Kerja yaitu pada jam 13.00-17.00. Arang yang sudah jadi langsung di distribusikan di pasar dan rumah makan.
Produk yang dihasilkan dari pabrik ini, antara lain arang batok. Pemanfaatan dari masing-masing produk tersebut, antara lain: Arang batok (gibs) untuk pembakaran. Produksi arang sehari mencapai 100 kg.
Lokasi pabrik jauh dari sekitar pemukiman warga maka lokasi usaha tidak mengganggu pemukiman. Kondisi jalan yang tidak rusak juga memudahkan kendaraan menuju pendistribusian. Transportasi menuju pabrik dapat menggunakan kendaraan pribadi. Sementara transportasi untuk mendistribusikan produk dari pabrik ke konsumen menggunakan motor dengan bak terbuka.
Pabrik ini adalah bermodalkan coba-coba dengan melihat peluang dari penggunaan limbah pengolahan kelapa, yaitu batok/tempurung kelapa. Adapun supplier/pemasok bahan baku berupa batok/tempurung kelapa tersebut adalah pasar-pasar tradisional yang ada di sekitar Tanjungpinang. Sedangkan konsumen dari produk-produk yang dihasilkan, antara lain: pedagang sate atau sejenisnya yang menggunakan arang.
Tenaga kerja
Tenaga kerja pada pabrik ini ada 2 orang, termasuk pemilik usaha. Pekerja bekerja secara fleksibel atau dapat dikondisikan. Hal tersebut maksudnya satu pekerja tidak selalu bekerja pada satu pekerjaan, pekerjaan difokuskan sesuai produk yang ingin dihasilkan, begitu juga jika sedang memproduksi arang. Jadi pekerja akan bekerja sesuai dengan kegiatan produksi yang dilakukan.. Semua pekerja di pabrik ini adalah laki-laki, dan hampir setiap hari pemilik ada di pabrik untuk melihat maupun membantu proses kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan pabrik ini tidak harus memiliki tingkat pendidikan, namun dibutuhkan pekerja yang terampil.

            PEMBAHASAN
Produk Arang
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serba guna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari. Kelapa memiliki bagian yang berfungsi sebagai pelindung inti buah yang disebut tempurung kelapa. Tempurung kelapa terletak di bagian dalam kelapa setelah sabut dan merupakan lapisan keras dengan ketebalan 3-5 mm. Tempurungnya secara tradisional dapat dibuat sebagai gayung air, mangkuk atau diolah lebih lanjut menjadi bahan baku obat nyamuk bakar, arang, briket arang, dan karbon aktif. Salah satu industri yang mengolah tempurung kelapa untuk dijadikan produk arang adalah industri Arang Kelapa di daerah Dompak.
Bahan baku tempurung kelapa yang digunakan industri arang untuk menghasilkan produk arang berasal dari pemasok daerah pasar tanjungpinang. Arang dari tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibandingkan kayu bakar.  Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi dan asap yang lebih sedikit. Arang dapat diolah lebih lanjut menjadi arang aktif, sebagai bahan pengisi dan pewarna pada industri karet dan plastik.
Proses pembuatan arang di industri arang dilakukan dengan cara batok kelapa kering dimasukkan ke dalam drum kemudian dilakukan proses pembakaran. Proses pembakaran berlangsung selama 4 jam lalu dipilah-pilah dan dipisah dengan cara pengayakan. Proses pembuatan arang aktif berlangsung dengan proses semi kontinyu yaitu bahan baku tempurung kelapa kembali ditambahkan setelah produk arang aktif yang dihasilkan telah menjadi produk dari proses sebelumnya. Penambahan dilakukan sebanyak tiga kali dan bahan tempurung kelapa yang ditambahkan setiap kali penambahan sebanyak 20 kg.
Material Handling
Penanganan bahan (material handling) dilakukan terkait dengan bahan baku yang digunakan ataupun produk yang dihasilkan. Penanganan bahan yang baik mampu menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Penanganan bahan suatu industri berkaitan dengan proses penyimpanan ataupun penggudangan. Penggudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan, serta pelaporan material dan peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin. Demikian halnya yang dilakukan dengan industri arang. Penanganan bahan (material handling) berkaitan erat dengan inventory suatu industri. Inventory dapat dikatakan sebagai uang mati dan apabila penanganan yang dilakukan tidak tepat, maka akan menyebabkan produk rusak sehingga kualitasnya berkurang. Hal tersebut tentu akan menyebabkan kerugian bagi industri tersebut.
1.        Penanganan bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi arang adalah batok kelapa. Penanganan yang dilakukan terhadap batok kelapa ini yaitu dengan menempatkannya di dalam karung. Penempatan batok kelapa di dalam karung telah dilakukan saat bahan baku tersebut dikirim dari pemasok.  Penggunaan karung dilakukan untuk mempermudah proses penyimpanan, dimana setiap karung berisikan sekitar 20 kg batok kelapa.
Bahan baku yang didatangkan dari pemasok tidak mendapatkan perlakuan khusus. Bahan baku yang dibungkus dengan karung hanya diletakkan di lantai teras tanpa dialasi apapun. Bahan baku yang baru didatangkan hanya diletakkan di ruang terbuka dan perpapar sinar matahari. Sehingga apabila terjadi hujan, maka bahan baku akan basah. Tidak adanya gudang khusus yang disediakan untuk meyimpan bahan baku ini.
Gambar 1.

Gambar 1. bahan baku tempurung kelapa

Bahan baku batok kelapa untuk produksi arang berasal dari pasar tanjungpinang yang diperoleh dari pengumpul sebanyak 5 orang dengan harga pembelian bahan ditambah ongkos pengumpul sebesar Rp 700,00/ karung. Transportasi bahan baku dari pasar tanjungpinang ke tempat pengolahan menggunakan motor bak terbuka yang memiliki kapasitas. Batok kelapa diangkut ke dalam motor bak terbuka menggunakan karung yang memiliki kapasitas 20 kg per karung. Bahan baku batok kelapa dapat diambil setiap hari.
2.        Penanganan produk jadi
Penanganan bahan terhadap arang yang baru selesai diproses akan disimpan di atas karung yang dibentangkan, sebelum arang tersebut dikemas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeluaran arang dari drum dan untuk mendinginkan arang yang baru saja dilakukan proses pembakaran. Proses pendinginan arang dilakukan di tempat terbuka, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan arang dapat lebih cepat dibandingkan jika dilakukan di ruang tertutup. Produk arang dibentangkan sampai dingin. Namun karena proses dilakukan di tempat terbuka, maka terdapat kemungkinan bahwa arang tercemar dengan material lainnya yang bukan arang. Penanganan arang yang baru diturunkan dari drum dapat dilihat pada Gambar 2 .
Gambar 2. Penanganan arang

Arang yang telah dingin dilakukan proses pengayakan. Penanganan produk terhadap arang yang diayak yaitu dengan membentangkan karung untuk menampung hasil ayakan. Namun demikian penanganan yang terjadi sering kali tidak tepat, seperti karung yang dibentangkan tidak cukup lebar untuk dapat menampung hasil ayakan, sehingga sering kali terjadi loss product karena produk arang yang dihasilkan tercecer di tanah atau lantai. Demikian halnya dengan penanganan produk saat proses pengayakan kembali untuk mendapatkan produk yang ukurannya lebih kecil.
Setiap produk yang dihasilkan akan dikemas dengan menggunakan karung. Pada produk yang diletakkan dalam karung diletakkan dalam kondisi karung terbuka. Hal ini dilakukan karena penyimpanan di dalam karung, masih penyimpanan sementara sebelum arang dikemas dengan baik untuk didistribusikan. Akan tetapi perlakuan demikian, akan mudah menyebabkan arang tercecer keluar dari karung.
Setelah bahan baku batok kelapa diproses menjadi produk arang dan siap untuk dikirim ke konsumen a yang telah memesan, transportasi yang digunakan yaitu motor bak terbuka. Motor bak terbuka yang digunakan sama dengan mobil pick up untuk mengangkut bahan baku dari pasar ke tempat pengolahan.
Proses Produksi Arang
Industri arang memproduksi arang yang akan dijadikan sebagai briket. Secara umum proses produksi arang hanyalah dengan sistem pembakaran pada batok kelapa sehingga dihasilkan batok kelapa gosong atau disebut dengan arang,.
Berikut adalah proses produksi dari arang dan asap cair.
1.        Sortasi
Proses sortasi dilakukan terhadap bahan baku batok kelapa. Dimana batok kelapa yang didatangkan dari pemasok masih banyak tercampur dengan sabut kelapa. Sedangkan untuk proses pembuatan arang hanya dibutuhkan batok kelapa. Oleh sebab itu perlu dilakukan proses pemilahan atau sortasi untuk menghilangkan sabut kelapa dari bahan baku yang digunakan. Banyaknya sabut kelapa pada setiap karung bahan baku yaitu sekitar 5% dari berat total. Proses sortasi dilakukan dengan sistem manual, yakni pekerja akan mengambil sabut kelapa yang terdapat di dalam karung batok kelapa.
2.        Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan sebagian kadar air pada bahan baku. Kondisi bahan baku yang kering akan mempernudah proses pengarangan, karena batok akan lebih mudah dibakar. Pengeringan batok kelapa dilakukan dengan menggunakan panas matahari, dimana bahan baku akan dijemur dibawah sinar matahari. Namun apabila kondisi arang terlalu basah atau lembab proses pengeringan dilakukan dekat dengan drum yang sedang melakukan proses pembakaran, sehingga batok akan lebih cepat kering. Kekeringan batok kelapa disesuaikan, dimana kondisinya juga tidak dapat terlalu kering karena batok akan rapuh dan mudah patah. Pengeringan dengan menggunakan matahari membutuhkan waktu sekitar 3 jam proses.
3.        Pengarangan/pembakaran
Proses pengarangan dilakukan dengan menggunakan drum dengan sistem semi - kontinyu. Setelah batok kelapa kering, Batok kelapa tersebut dimasukkan ke dalam drum untuk dibakar. Batok kelapa yang dimasukkan pada awal pembakaran adalah 40kg/drum. Pembakaran dilakukan dengan tanpa adanya oksigen selama 4 jam. Batok kelapa sesekali diaduk agar pembakaran berlangsung secara merata. Batok kelapa dilakukan penambahan dua kali sebanyak 20 kg per sekali penambahan. Proses penambahan dilakukan ketika batok yang dibakar telah berkurang volumenya. Setelah semua batok kelapa terbakar sempurna maka proses pembakaran dihentikan dan dihasilkan produk arang.
4.        Pengayakan
Proses pengayakan dilakukan untuk produk arang yang dihasilkan. Pengayakan dilakukan untuk memisahkan arang berdasarkan jenisnya. Arang yang dihasilkan dari proses pembakaran memiliki ukuran yang cukup besar. Pengayakan satu kali dilakukan untuk mendapatkan arang jenis granul. Setelah itu untuk mendapatkan arang powder dilakukan pengayakan kembali. Produk powder akan dilakukan pencetakkan untuk dipasarkan dalam bentuk briket.
Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan agar produk dapat terlindungi dan mencegah terjadinya kerusakan pada produk. Bahan pengemas sendiri terdiri atas tiga jenis, yakni pengemasan primer, pengemasan sekunder, dan pengemasan tersier. Pengemasan primer merupakan pengemasan dimana bahan kemas yang digunakan bersentuhan langsung dengan produk. Pengemasan sekunder yaitu pengemasan yang dilakukan setelah pengemasan primer. Sedangkan pengemasan tersier yaitu pengemasan yang dilakukan setelah pengemasan tersier. Industri arang melakukan pengemasan pada produk arang. Arang yang baru dikeluarkan dari peroses pembakaran akan dikemas dengan menggunakan karung. Setiap karung berisikan sekitar 50 kg arang. Kemasan karung yang digunakan adalah karung plastik dengan alasan harga yang lebih murah dan dapat digunakan berulang sebagai bahan kemas sementara arang yang baru dikeluarkan dari proses. Selanjutnya produk akan dipisahkan untuk dikemas dengan lebih baik dengan takaran tertentu agar dapat dijual.
Arang dengan bentuk gip akan dikemas dengan kemasan karung bersih apabila ingin didistribusikan ke konsumen khususnya adalah rumah makan.
Proses yang berlangsung pada pabrik pembuatan arang ini terdiri dari dua proses besar yaitu pengarangan batok kelapa menjadi arang.

Batok kelapa yang diperoleh dari para pemasok atau pengepul memiliki karakteristik batok yang tidak terlalu bersih yaitu masih terdapat sedikit sabut yang menempel pada permukaan batok. Sabut kelapa ini harus dihilangkan dari batok kelapa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang. Oleh sebab itu dilakukan proses sortasi sebelum dilakukan proses pengeringan batok kelapa. Sabut kelapa yang dihasilkan pada proses sortasi batok kelapa ini sebanyak 5% dari batok kelapa yang digunakan sebagai bahan baku. Pada pabrik arang ini, sabut hasil sortasi batok kelapa dimanfaatkan sebagai bahan pencampur pupuk.
Pada proses pengeringan batok kelapa dengan penjemuran di bawah sinar matahari menghilangkan sekitar 2% kandungan uap air yang ada pada batok kelapa. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada batok kelapa, sehingga proses pengarangan yang dilakukan setelah proses pengeringan akan lebih cepat. Uap air yang dihilangkan pada proses pengeringan batok kelapa dibiarkan menguap ke udara.
Proses pengarangan batok kelapa menjadi arang menghasilkan arang dan asap. Asap proses pengarangan berasal dari pembakaran langsung pada batok kelapa. Kepulan asap yang keluar dari drum pengarangan pada proses ini dilepaskan keluar.

Manajemen Energi dan Panas
Pada proses pengarangan batok kelapa menggunakan bantuan b berupa ban bekas untuk menyulut bara api pada batok kelapa agar sedikit terbakar, kemudian bara api tersebut akan menyebar dengan sendirinya dan membakar seluruh batok kelapa. Penggantian bahan pembakar dari minyak tanah menjadi potongan ban untuk mereduksi biaya yang dikeluarkan oleh pabrik maka digunakan potongan ban.

Tata Letak Pabrik Arang
1.    Area penjemuran, terdapat di bagian depan pabrik. Tempat menjemur batok kelapa berada di tempat terbuka karena penjemuran dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Penjemuran bertujuan untuk mengeringkan batok kelapa yang masih basah pada saat dibeli. Pengeringan dilakukan agar batok kelapa lebih mudah dibakar.
2.    Area proses produksi arang, berada di area terbuka. Pada area ini terdapat 6 tong. Tong tersebut berfungsi sebagai tempat membakar batok kelapa. Pembakaran batok kelapa ini akan menghasilkan arang.
3.    Area penyimpanan produk arang. Arang hasil pembakaran dan arang yang telah dikemas akan disimpan di tempat ini.
4.    Area pengemasan. Area pengemasan berada di sekitar tempat gudang penyimpanan produk. Pada area ini terdapat timbangan, jadi arang atau granular akan ditimbang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kemasan.
5.    Area pengayakan. Arang hasil pembakaran diayak akan menghasilkan granular-granular yang berbentuk butiran kecil. Ayakan yang digunakan adalah ayakan kayu berbentuk segiempat yang ditengahnya terdapat saringan dengan kuran mesh tertentu.
10.Area office. Pada area ini disimpan catatan mengenai bahan baku dan pemesanan produk. Tempat ini juga merupakan tempat pekerja jika sedang istirahat. Di pabrik arang ini tidak memiliki area office.
11.Area dapur. Pada area terdapat alat makan dan minum dan juga kompor untuk memasak. Di area ini juga terdapat toilet. Di pabrik arang ini tidak memiliki area dapur.
Aspek K3 dan Lingkungan
Pada lingkungan industri, salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan dalam melakukan kerja.
Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan masyarakat pada umumnya. Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rokhani manusia. Hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci meliputi: mencegah terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, dan pemeliharaan yang kesemuanya menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Keselamatan Kerja ditujukan untuk manusia, benda (alat dan Mesin) dan bagi lingkungan.
Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d)         Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g)         Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k)         Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n)         Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
o)         Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p)         Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja /masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setiggi-tingginya baik fisik, mental maupun social dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum.
Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization) yaitu melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja, membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya, dan memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik mungkin.
Pengertian Alat Pelindung Diri
APD adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD merupakan suatu alat yang dipakai tenaga kerja dengan maksud menekan atau mengurangi resiko masalah kecelakaan akibat kerja yang akibatnya dapat timbul kerugian bahkan korban jiwa atau cedera.
Syarat-syarat Alat Pelindung diri
a) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-nyamanannya harus yang paling minim.
b)         Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin.
c) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
d) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.
e)  Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi tenaga kerja/sesuai dengan sumber bahaya yang ada.
f) Tidak mudah rusak.
g)         Tidak mengganggu aktifitas pemakai.
h)         Mudah diperoleh dipemasaran.
i) Memenuhi syarat spesifik lain.
j) Nyaman dipakai.
            Pada industri arang yang dikunjungi, pemakaian alat pelindung diri sangat jarang atau bahkan tidak digunakan. Skala industri yang masih kecil, menjadi penyebab kurangnya perhatian terhadap penggunaan alat pelindung diri. Tidak adanya managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga menjadi alasan tidak digunakannya alat pelindung diri pada Industri ini disamping kesadaran para pekerja terhadap bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari proses pembuatan arang.
Alat-alat Pelindung Anggota Badan
            Alat pelindung anggota badan yang sebaiknya digunkan dalam bekerja di Industri arang yaitu:
1.    Alat Pelindung Mata, Mata harus terlindung dari asap yang keluar saat pembakaran tempurung kelapa.
2. Alat Pelindung Kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala saat menyalakan atau sedang memasukkan tempurung kelapa kedalam Drum pembakaran, hal ini untuk menjaga rambut ikut terbakar saat menyalakan api dan menghindari benturan terhadap peralatan lain diruang kerja.
3. Alat pelindung telinga, Untuk melindungi telinga juga penahan bising dari letupan-letupan.
4. Alat pelindung hidung, Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.
5. Alat Pelindung Tangan, Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain: untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset, melindungi tangan terhadap bahaya panas, melindungi tangan dari benda benda tajam pada saat mengangkat suatu barang, dan mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam.
6. Alat Pelindung Kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia.
7. Alat Pelindung Badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu memasukkan tempurung kedalam drum pembakaran atau pada saat pengambilan arang. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api..
            Serpihan kecil hasil pembakaran tempurung digunakan sebagai bahan bakar penyulut api di drum saat akan melakukan pembakaran tempurung kelapa. Selain itu, serpihan kecil ini juga sering dimanfaatkan sebagai pupuk bagi para petani bersamaan dengan abu hasil pembakaran dari tempurung. Penggunaan yang biasa dilakukan dengan menaburkan abu ke tanah yang diinginkan.


KESIMPULAN
Produk yang dihasilkan dari pabrik ini arang batok. Pabrik ini secara tidak langsung belum menerapkan konsep produksi bersih secara keseluruhan karena pabrik ini skala produksinya kecil sehingga penerapan konsep produksi bersih ini memang kurang diperhatikan. Dari Hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa pabrik ini belum efisien dalam penanganan bahan baku, proses produksi, dan penangan limbah.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi arang adalah batok kelapa. Penanganan yang dilakukan terhadap batok kelapa ini yaitu dengan menempatkannya di dalam karung. Penempatan batok kelapa di dalam karung telah dilakukan saat bahan baku tersebut dikirim dari pemasok. Bahan baku yang didatangkan dari pemasok tidak mendapatkan perlakuan khusus. Bahan baku yang dibungkus dengan karung hanya diletakkan di lantai teras tanpa dialasi apapun. Bahan baku yang baru didatangkan hanya diletakkan di ruang terbuka dan perpapar sinar matahari. Sehingga apabila terjadi hujan, maka bahan baku akan basah. Sehingga perlu penanganan bahan baku yang lebih baik.
Penanganan produk yang dihasilkan seperti pada penangan produk arang, belum efektif dan efisien, masih banyak loss yang hilang

Saran
Untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mereduksi limbah yang dihasilkan dengan konsep produksi bersih ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu pemanfaan sabut kelapa dari hasil limbah yang dihasikan dan pemanfaatan asap haasil pembakaran menjadi lebih bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah makanan kadaluarsa

MAKALAH DAMPAK MAKANAN KADALUARSA Diajukan sebagai salah satu Syarat mengikuti Pelajaran Penyehatan Makanan Minuman - B   POLTEKKES KEMENKES Tanjung Pinang Di Susun Oleh: II B KESLING APRILIASARI EKASAPUTRI NIM.P07233312 220 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2014 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ucapkan   puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah   maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Makanan Kadaluarsa bagi kesehatan” ini dengan semaksimal mungkin. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada: 1.       Bapak Indra Pradita,S.SiT 2.       Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya demi menyelesaikan tugas ini. Kami sadar bahwa tugas ini masih jauh sempurna, baik dari segi isi, bahasa maupun penyajiannya. Tapi kam

Crustacea

Crustacea A. Kelas Crustacea Crustacea (baca: krustasea) adalah suatu kelompok besar dari arthropoda , terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum .Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster , kepiting , udang , udang karang , serta teritip . Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut , walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat . Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Klasifikasi Crustacea Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut: 1)Entomostraca (udang tingkat rendah) Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu: a)Branchiopodab) Ostracodac) Copecodad) Cirripedia 2)Malakostraca (udang tingkat tinggi) Hewan ini d